Kamis, 25 Juli 2013

BANGGA SEBAGAI JUARA PENIS TERKECIL

New York, Bagi seorang pria pada umumnya, memiliki penis yang panjang dan besar adalah sebuah kebanggaan. Akan tetapi lain halnya dengan Nick Gilronan yang baru saja memenangkan kontes pria dengan penis terkecil. Dia mengaku bangga dengan kepunyaannya.

Pria berumur 27 tahun yang bekerja di toko UPS ini memenangkan kontes penis terkecil bertajuk 'Brooklyn's smallest penis contest'. Ada sekitar 100 orang penonton yang datang menyaksikan pertandingan antara Gilronan dengan lima kontestan lainnya.

"Ukuran penis laki-laki bukanlah masalah bagi mereka sebagai pribadi atau yang sudah menjalin suatu hubungan. Saya ingin memberikan pertunjukan yang baik untuk penonton. Sepertinya usaha saya berhasil," kata Gilronan setelah kemenangannya seperti dilansir Huffington Post, Selasa (23/7/2013).

Perlombaan yang dinilai dalam kompetisi ini meliputi acara di mana peserta harus mengenakan pakaian renang dari jala yang minim. Gilronan akhirnya keluar sebagai juara dan berhak menerima uang sejumlah US$ 200 atau sekitar Rp 2 juta sembari diiringi lagu ciptaan Elton John berjudul 'Tiny Dancer'.

Menurut promotor, kontes ini digelar sebagai sarana bagi orang-orang yang percaya diri dan penuh dengan rasa humor. Syaratnya, peserta harus berusia 21 tahun atau lebih dan harus merasa nyaman saat disemprot air sambil hanya mengenakan celana yang amat minim.

Sang pemenang akan menerima mahkota berjudul '2013 Smallest Penis in Brooklyn' atau penis terkecil di Brooklyn tahun 2013 serta hadiah uang tunai. Kemenangan Gilronan itu mungkin menggambarkan bahwa ukuran penis memang penting, setidaknya dalam hal persoalan harga diri.

"Saya berharap ini akan membuat berani orang-orang yang memiliki masalah dengan harga dirinya dan membuat mereka merasa lebih baik tentang diri mereka sendiri," kata Gilronan.

Berbagai survei menunjukkan perempuan lebih tersentuh oleh kasih sayang yang tulus dari pasangannya daripada hanya soal ukuran alat vital. Bahkan lebih banyak yang merasa tersiksa dengan ukuran Mr P yang terlalu besar, meski ada juga sebagian yang menganggapnya lebih menantang.

Terapi untuk memperbesar alat vital hanya dibutuhkan untuk kondisi tertentu yang disebut mikropenis, yakni ketika ukurannya memang benar-benar terlalu kecil dan mengganggu fungsi seksual. Tanpa indikasi medis semacam ini, terapi-terapi memperbesar kemaluan dinilai lebih banyak efek sampingnya.

Seksolog dr Andri Wanananda MS menyebut yang terpenting dari Mr P bukanlah panjang atau pendeknya, namun keras dan tegangnya saat ereksi. Jika keras dan tegang saat ereksi, maka penis yang mungil sekalipun tetap bisa melakukan hubungan intim yang memuaskan.

0 komentar:

Posting Komentar